Kaleng Khong Guan Joko Pinurbo

1998setiapsaat
3 min readMay 3, 2024
original foto : @ patjarmerah_id

Jokpin akan bersemayam di Wedomartani Ngemplak Sleman pada hari Minggu Pon 28 April 2024. Wedomartani adalah rute tembusan siapa saja jika bergerak dari arah Jawa Timur menuju Jawa Tengah, menghindari cadas kemacetan ringroad selatan Yogyakarta sekitaran bandara Adi Sucipto.

Wedomartani Sleman berjarak 3 km dari Stadion Maguwoharjo dan 2 km dari Toko buku Berdikari. Toko buku yang menggeret saya ke essai-essai Gonawan Mohamad dan puisi-puisi Joko Pinurbo. Toko buku tempat saya kabur sejenak dari deadline progres bimbingan tugas akhir, toko buku yang menjadi wisata satu-satunya saya saat musim pandemi menghentikan segalanya.

Jokpin adalah pembuat idiom itu : “ Jogja terbuat dari rindu, angkringan, dan pulang”. Tulisan yang menyala dipajang di sudut paling utara Jalan Malioboro. Siapa saja turis lokal akan berfoto di tulisan itu selain berfoto dengan plang bertuliskan jalan malioboro. Sebuah ikon baru, sebuah jargon baru saat orang bertandang ke kota Yogya itu.

Saya telah membaca banyak buku puisi. Setiap penulis punya daya getar masing-masing dalam tulisannya. Daya getar itu menggeret ke perenungan cepat atau lambat. Namun, hanya puisi-puisi jokpin yang langsung menggeret saya ke perenungan dahulu baru kemudian saya tergetar. Gaya menulis Jokpin simpel dan menggunakan bahasa sehari-hari.

“Apakah Agamamu?
Agamaku adalah air yang membersihkan pertanyaanmu.”

Buku Latihan Tidur, Kumpulan Puisi, 2017

Jokpin adalah anak kebudayaan Sapardi Djoko Damono. Ia mulai menekuni kepenulisan puisi sejak ia membaca puisi “Aku Ingin” dari pak Sapardi itu setelah tamat dari Seminari (lembaga pendidikan bagi calon imam (pastor) Katolik) di Mertoyudan Magelang. Kemudian ia meneruskan berkuliah di IKIP Sanata Dharma (Sekarang Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta. Kampus yang berlokasi dekat sekali dengan Jalan Affandi / Jalan Gejayan tempat titik kumpul demonstrasi mendarah sejak tahun 80-an.

Tulisan-tulisan Jokpin bertabiat menjernihkan. Ia seirama dengan tema yang ia angkat dalam Lokakarya yang saat itu dihadiri Jokpin pada festival salah satu penerbit di Yogyakarta. Saya tidak ingat tahun kapan itu. Jokpin selalu berbicara dengan ketenangan. Ia jarang menggebu-gebu, meski saya juga tau moderator yang bertanya itu malah lebih gugup saat menanyakan pertanyaannya sehingga nampak belepotan intonasinya.

Ketenangan Jokpin termanifestasi di tulisan-tulisannya dan bagaimana ia membacakan tulisan-tulisannya. Mendengar Jokpin membaca puisi adalah sejenis ketenangan yang sama seperti naik gunung dan melihat savananya.

Buku Jokpin paling berkesan untuk saya adalah buku berjudul “Perjamuan Khong Guan” terbit pada tahun 2020 tapi saya membelinya pada tahun 2021. Buku ini adalah salah satu dari 7 buku puisi yang akan saya simpan dan saya wariskan ke anak-anak saya nanti. 1 dari 7 buku tersebut sudah tidak terbit lagi karena penerbitnya gulung tikar. Hari-hari penerbitan buku yang wajar.

Perjamuan Khong Guan menganalogikan makna kaleng khong guan yang lebih sering berisi krupuk dan rengginang daripada roti produk khong guan sendiri. Bukankah hidup juga begitu ya? kita sering menemui ketidaktepatan dan perasaan kecelik sebab ekspekstasi berjalan mendahului kenyataan.

original foto : penerbit gramedia

Tulisan ini dibuat di hari ke tujuh Philipus Joko Pinurbo meninggalkan kita semua. Sebuah figur yang sederhana dan konsisten menulis. Terimakasih Pak Joko Pinurbo. Kita semua benar-benar kehilangan.

Bahwa amin yang terbuat dari iman, menjadikan kau merasa aman.
Joko Pinurbo

--

--