Opus 228 : Setengah Perjalanan untuk Simpul Penuh Tali Pengaman

1998setiapsaat
2 min readDec 14, 2023

“Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder.”

― Rumi

Apa yang bisa kita imajinasikan tentang perasaan dari seorang bayi yang baru keluar dari rahim? Dalam kebudayaan Jawa fase ini disebut Mijil. Mijil berarti lahir. Fase pertama dari sebelas fase lainnya yang akan kita tempuh. Secara sendiri-sendiri.

Kamu tidak punya kata-kata yang pas untuk mewakilinya, bahkan untuk menjawab pertanyaan itu. Meski kamu sudah mengalaminya, jauh terlampaui sejak hari ini.
Inikah salah satu perwujudan untuk keterbatasan?

Kamu juga tidak ada padanan kata yang pas untuk menceritakan kembali seperti apa seminggu yang lalu dilalui. Bahkan satu bulan yang lalu? Satu tahun yang lalu?

Kamu juga baru tau, puncak everest di pegunungan Himalaya memanjang konstan dengan percepatan yang sama dengan pertumbuhan ujung kukumu. Aku juga baru tau.

Dalam rentang berbagai spektrum keterbatasan ini, cita-cita seperti apa yang pantas disodorkan kira-kira? Jika kamu beragama dan mempercayai suatu entitas yang Maha. Kamu tidak punya padanan kata juga, aku pun.

Kamu diberi nasihat-nasihat dari cerita-cerita moral yang menyentuh inti jantungmu. Membaca banyak lagi bacaan-bacaan yang ingin dibaca. Segaris dengan kebutuhan. Seirama dengan insting ingin tahumu yang panjang.
Dan hal-hal jahat berdampingan datang, menyentuh kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinan bermanuver dengan nasihat-nasihat baik dari suara dari masa kecil. Aku pun.

Lalu kamu menyodorkan pertanyaan sebagai sikap terbaik — aku setuju pada pak GM — dalam rentang perjalanan berbekal agregat imajinasi dari umur ke umur. Sodoran pertanyaan itu datang, seperti kelahiran bayi itu.

Kamu tenggelam dalam bacaan-bacaan yang keterlaluan banyak. Mengubur diri di kamar dan pojok warung. Berpikir keras untuk menambah bekal perjalanan. Sekelebat sering terlihat di halaman buku : Hutan Hujan Tropis dan perjalanan pendakian. Di sana kamu mengingat ulang : keterbatasanlah yang memberi ruang. Lewat memoar dan angka halaman di sebelah kanan, aroma kertas pabrikan, dan harta karun dari setiap paragrafnya.

Jauh kamu mengingat ulang bacaan awal tahun tentang hukum kedua Termodinamika : “Dalam sistem tertutup yang diisolasikan dari pengaruh-pengaruh eksternal, yg muncul bukanlah keadaan yg makin baik dan stabil, melainkan malah “entropi”: yaitu peningkatan kekacauan dan kemerosotan sistem.

Begitu ya? Aku mencoba mencerna dalam kilatan imajinasi tentang kekacauan yang aku pahami. Seseorang menepuk pundakku suatu hari :”Kita bertumbuh”
Begitu ya? jawabku.

Lalu ia juga memberitahu kalau beberapa orang memang datang untuk tidak sengaja menyakiti. Beberapa yang lain penuh omong kosong, beberapa yang lain butuh ditolong, beberapa yang lain memberi jalan, sisanya memang datang dan akan menetap dalam kepala tanpa perlu penjelasan apa-apa.

Setelah hampir menamatkan satu Essei Dea “Mari Nak, Rebut Kembali” telpon berdering mengagetkan. Aku hanya mengingat fase pertama Sekar Macapat adalah Mijil. Kelahiran. kelahiran tak selalu identik dengan bayi. Ia adalah busur untuk anak panah waktu yang melesat di waktu sekarang.

--

--